Silsilah dan Garis Keturunan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Syarif Hidayatullah adalah putera dari Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim yang bergelar Sultan Mahmud (Sultan Hud) dan merupakan penguasa Mesir yang menikah dengan Nyi Mas Rara Santang puteri dari Jayadewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja yang setelah menikah dengan Syarif Abdullah bergelar Syarifah Mudaim.
Ayah Syarif Hidayatullah adalah seorang penguasa Mesir, putera dari Ali Nurul Alim bin Jamaluddin Akbar al-Husaini, seorang keturunan dari Sayyid Abdul Malik Azmatkhandan Alwi Amir Fakih Mesir.
Pada masa lalu terdapat puluhan naskah yang menjelaskan tentang silsilah Syarif Hidayatullah yang diklaim oleh beberapa pihak dan menimbulkan kesimpangsiuran sehingga pada masa pertemuan agung para cendekiawan, sejarahwan, bangsawan dan alim ulama senusantara dan mancanegara pertama yang dimulai pada tahun 1677 di Cirebonmaka Pangeran Raja Nasiruddin (bergelar Wangsakerta) mengadakan penelitian dan penelusuran serta pengkajian naskah-naskah tersebut bersama para ahli-ahli dibidangnya.
Hasilnya pada tahun 1680 disusunlah kitab Negara Kertabumi yang didalamnya memuat bab tentang silsilah Syarif Hidayatullah (Tritiya Sarga) yang sudah diluruskan dari kesimpangsiuran klaim oleh banyak pihak.
Pelusuran sejarah tentang asal-usul Syarief Hidayatullah telah dilakukan oleh Pangeran Raja (PR) Nasiruddin dengan melakukan penelitian terhadap naskah naskah yang ada dengan dibantu oleh para ahli di bidangngnya dalam pertemuan agung Gotra Sawala pertama di Cirebon, penelusuran tersebut menghasilkan sebuah kitab yang diberi nama Negara Kertabhumi yang memuat bab tentang silsilah Syarief Hidayatullah dalam Tritiya Sarga, isinya sebagai berikut ;
Versi kitab Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait
Sebagaimana yang tercatat dalam silsilah Syarif Hidayatullah di sebuah organisasi peneliti nasab Naqobatul Asyrof al-Kubrodan Rabithah Alawiyah, yang juga tercantum dalam kitab Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait karya ulama Yaman, Sayyid Abdurrohman bin Muhammad al-Masyhur, silsilah lengkap Syarif Hidayatullah adalah sebagai berikut :
Ayah Syarif Hidayatullah adalah seorang penguasa Mesir, putera dari Ali Nurul Alim bin Jamaluddin Akbar al-Husaini, seorang keturunan dari Sayyid Abdul Malik Azmatkhandan Alwi Amir Fakih Mesir.
Pada masa lalu terdapat puluhan naskah yang menjelaskan tentang silsilah Syarif Hidayatullah yang diklaim oleh beberapa pihak dan menimbulkan kesimpangsiuran sehingga pada masa pertemuan agung para cendekiawan, sejarahwan, bangsawan dan alim ulama senusantara dan mancanegara pertama yang dimulai pada tahun 1677 di Cirebonmaka Pangeran Raja Nasiruddin (bergelar Wangsakerta) mengadakan penelitian dan penelusuran serta pengkajian naskah-naskah tersebut bersama para ahli-ahli dibidangnya.
Hasilnya pada tahun 1680 disusunlah kitab Negara Kertabumi yang didalamnya memuat bab tentang silsilah Syarif Hidayatullah (Tritiya Sarga) yang sudah diluruskan dari kesimpangsiuran klaim oleh banyak pihak.
Pelusuran sejarah tentang asal-usul Syarief Hidayatullah telah dilakukan oleh Pangeran Raja (PR) Nasiruddin dengan melakukan penelitian terhadap naskah naskah yang ada dengan dibantu oleh para ahli di bidangngnya dalam pertemuan agung Gotra Sawala pertama di Cirebon, penelusuran tersebut menghasilkan sebuah kitab yang diberi nama Negara Kertabhumi yang memuat bab tentang silsilah Syarief Hidayatullah dalam Tritiya Sarga, isinya sebagai berikut ;
- Syarif Hidayatullah / Sayyid Al-Kamil / Susuhunan Jati / Susuhunan Cirebon,
- Syarif Abdullah + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim binti Raja Pajajaran Sunda (Nyi Mas Rara Santang)
- Ali Nurrul Alim + Puteri Mesir,
- Jamaluddin Al-Husein,
- Al-Amir Akhmad Syekh Abdullah Jalaludin,
- Amir Abdullah Khanuddin
- Abdul Malik (India),
- Alwi Amir Fakih Mesir,
- Muhammad Alwi
- Al-Gazam
- Ubaidillah
- Ahmad Al-Muhajir
- Isa Al-Bakir
- Idris Al-Muhammad An-Nakib
- Kasim Al-Kamil / Ali Al-Uraid
- Jaffarus Sadik dari Parsi (Persia)
- Muhammad Al-Bakir
- Zainal Abiddin
- Husein As-Sabti
- Sayyidah Fatimah Al-Zahra RA
- Nabi Muhammad Rasulullah SAW
- Abdul Muthalib
- Hasyim
- Abdul Manaf
- Kusyaiyi
- Kyai Kilab
- Mauroh
- Kangab
- Luayyi
- Galib
- Fihir
- Malik
- Nadir
- Kinanah
- Khujaimah
- Mudrikah
- Ilyas
- Mudar
- Nijar
- Mangad
- Adnan
- Addi
- Adad
- Hamyas
- Salaman
- Bista
- Sahail
- Jama
- Nabi Ismail
- Nabi Ibrahim
- Tarikka
- Nakur,
- Sarug,
- Abir,
- Syalik,
- Pinan,
- Arfakasyadz,
- Sam,
- Nabi Nuh,
- Lamik,
- Matuslak,
- Mahnauk,
- Yaridz,
- Mahkail,
- Kinan
- Anwas
- Syits
- Nabi Adam dan Siti Hawa.
Versi kitab Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait
Sebagaimana yang tercatat dalam silsilah Syarif Hidayatullah di sebuah organisasi peneliti nasab Naqobatul Asyrof al-Kubrodan Rabithah Alawiyah, yang juga tercantum dalam kitab Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait karya ulama Yaman, Sayyid Abdurrohman bin Muhammad al-Masyhur, silsilah lengkap Syarif Hidayatullah adalah sebagai berikut :
- Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati putera dari,
- Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan binSayyid Ali Nurul Alam Azmatkhan bin,
- Sayyid Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini (Syekh Jumadil Kubro) bin,
- Sayyid Ahmad Jalal Syah Azmatkhan bin,
- Sayyid Abdullah Azmatkhan bin,
- Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin,
- Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadramaut) bin,
- Sayyid Muhammad Shahib Mirbath(Hadramaut) bin,
- Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin,
- Sayyid Alawi ats-Tsani bin,
- Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin,
- Sayyid Alawi Awwal bin,
- Sayyid al-Imam ‘Ubaidillah bin,
- Sayyid Ahmad al-Muhajir bin,
- Sayyid ‘Isa Naqib ar-Rumi bin,
- Sayyid Muhammad an-Naqib bin,
- Sayyid al-Imam Ali Uradhi bin,
- Sayyidina Ja'far ash-Shadiq bin,
- Sayyidina Muhammad al-Baqir bin,
- Sayyid Ali Zainal Abidin bin,
- Sayyid Husain bin,
- Sayyidina Ali bin Abi Thalib
- Sayyidah Fatimah az-Zahra binti
- Sayyidina Muhammad S.A.W.
KETURUNAN SUNAN GUNUNG JATI DARI BEBERAPA ISTRINYA
Menurut sumber-sumber primer sejarah Cirebon, Sunan Gunungjati selama hidupnya pernah menikah sebanyak 6 kali, adapun wanita-wanita yang pernah diperistri beliau adalah sebagai berikut:
- Nyimas Babadan,
- Nyimas Pakungwati,
- Nyimas Rara Jati,
- Nyimas Kawunganten
- Nyimas Rara Tepasan,
- Ongtien
Dari keenam isti-istriya tersebut itulah kemudian sunan Gung Jati mendapatkan keturunan. Anak-anak Sunan Gunungjati itu dikemudian hari yang laki-laki ada yang menjadi Raja di Pulau Jawa, atau Penguasa wilayah, smentara anak-anak perempuan sunan Gunungjati kelak dikemudian hari ada yang dinikahi Sultan di Kesultanan Demak maupun diperistri oleh para pembesar diwilayah kerajaan Cirebon.
1. Keturunan Dari Nyimas Babadan
Nyimas Babadan adalah anak dari Ki Gede Babadan, Babadan ini adalah suatu wilayah yang sekarang menjadi Desa Babadan, masuk pada wilayah Kabupaten Indramayu, meskipun ada juga yang berpendapat bahwa Babadan ini terletak di wilayah Propinsi Banten.
Perkawinan Sunan Gunungjati dengan Nyimas Babadan terjadi ketika Sunan Gunungjati keluar dari Istana dan menyebarkan Islam kepelosok-pelosok kampung. Dari Nyimas Babadan Sunan Gunung Jati diceritakan tidak mendapatkan keturunan.
2. Keturunan Dari Nyimas Pakungwati
Nyimas Pakungwati adalah anak perempuan dari Uwak Sunan Gunungjati yang bernama pangeran Walangsungsang, yang mana beliau ini ternyata mempunyai banyak julukan diantara julukan-julukan beliau adalah Ki Cakrabwana, Mbah Kuwu dan lain sebagaiya.
Dari Nyimas Pakungwati, Sunan Gunungjati tidak mendapatkan keturunan, dikhabarkan Nyimas Pakungwati meninggal sebelum mempunyai keturunan. Nama Pakungwati kemudian diabadikan sebagai nama Istana Kesultanan Cirebon.
3. Keturunan Dari Nyimas Rara Jati
Nyimas Rara Jati merupakan anak Ki Gede Jati, beliau merupakan Syah Bandar pelabuhan Muara Jati Cirebon, dari perkawinan ini beliau memiliki dua anak laki-laki yang bernama :
- Pangeran Jaya Kelana, Pangeran ini selama hidupnya membuat gempar Cirebon karena kenakalannya
- Pangeran Bratakelana dikenal juga dengan sebutan Pangeran Sedang Luat, karena beliau meninggal dilautan akibat di rampok.
4. Keturunan Dari Nyimas Kawunganten
Nyimas Kawunganten, adalah merupakan Puteri Permadi yang merupakan Raja Cangkuang beliau juga merupakan adik Pucukumun atau Bupati Wunganten (Sekarang Banten), beliau menikahi Nyimas Kawunganten ketika beliau menyebarkan agama Islam di Banten.
Dari perkawinan ini beliau memperoleh dua anak yaitu :
- Ratu Winahon
- Pangeran Sebakingkin yang mempunyai nama lain Pangeran Hasanudin. Kelak Pangeran Sebakingkin ini kemudian menjadi Sultan Banten Pertama.
5. Keturunan Dari Nyi Rara Tepasan
Nyi Rara Tepasan adalah anak dari Ki Gede Tepasan Dari Majapahit, pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Nyi Rara Tepasan dikarunia dua anak yaitu :
- Ratu Ayu Wanguran
- Pangeran Pasarean.
6. Keturunan Dari Ongtien
Ongtien dalam sumber-sumber primer sejarah Cirebon diceritakan sebagai anak dari penguasa Cina, beliau datang ke Cirebon beserta pengawalnya untuk meminta dinikahi oleh Sunan Gunungjati, dalam perkawinan dengan Ongtien ini, terdapat perbedaan pendapat, ada yang menyatakan punya anak akan tetapi meninggal semenjak bayi, ada juga yang berpendapat mempunyai anak, dan anak tersebut kemudian dinamakan Arya Kemunig atau Arya Kuningan, Arya Kuningan ini diceritakan pernah menjadi Panglima Perang Kerajaan Cirebon, dan kemudian diangkat menjadi Adipati di Kuningan.
Wallohua'lam Bisshowab